Betapa bahagianya kita yang telah
mengecap nikmat hidayah Islam. Islam adalah kemuliaan dan keselamatan.
Islam yang diiringi dengan iman dan ihsan, maka pemeluknya berjamin
surga. Allah Ta’ala telah menyediakan surga yang akan diwariskan kepada
orang-orang yang berserah diri kepada-Nya dalam seluruh aspek kehidupan.
Allah Ta’ala menyukai orang Islam yang
senantiasa menyebut nama-nama-Nya yang baik. Apalagi jika disertai
dengan perenungan, instal ke dalam dirinya, dan menjadikannya sebagai
ruh dalam melakukan proyek-proyek kebaikan untuk umat. Dia juga
menyediakan ganjaran spesifk untuk kata atau kalimat pujian khusus yang
dialamatkan kepada-Nya.
Saat itu, Abu Hurairah sedang sibuk
dengan aktivitasnya. Nabi yang lewat dan melihat sahabatnya melakukan
sebuah aktivitas itu bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang engkau
tanam?” Mendapat pertanyaan dari orang yang paling dicintainya itu, Abu
Hurairah menjawab santun, “Sebuah tanaman milikku, ya Rasulullah.”
Sembari mengamati pekerjaan sahabatnya
itu, Nabi Saw pun menawarkan sesuatu melalui sebuah pertanyaan, “Maukah
aku tunjukkan kepadamu suatu tanaman yang jauh lebih baik bagimu dari
apa yang kau tanam?” Mendapat tawaran nan menggiurkan dari Sang Nabi,
Abu Hurairah menjawab antusias, “Tentu saja, wahai Rasulullah.”
“Ucapkanlah,” sabda manusia junjungan itu, “Subhanallahi walhamdulillahi wa laa ilaha illallahu wallahu akbar (Mahasuci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan Allah Mahabesar)”
Tutup beliau mengkahiri sabdanya yang
diriwayatkan Imam Ibnu Majah dan Imam al-Hakim, “Setiap bacaan kalimat
ini akan menumbuhkan satu pohon untukmu di surga.”
Inilah satu kalimat sederhana yang
diganjari satu tanaman di surga. Inilah kalimat tasbih yang di dalamnya
terdapat pujian, tauhid dan membesar-besarkan nama Allah Ta’ala yang
Mahabesar. Inilah kalimat yang jika diucapkan, maka pengucapnya akan
dilimpahi ketenangan bathin dan kejernihan pikir serta kesehatan badan.
Kalimat dzikir inilah yang membedakan
antara orang beriman dan kafir. Siapa yang berdzikir diibaratkan sebagai
orang yang hidup, sementara ia yang kering dan tidak pernah mengingat
nama Allah Ta’ala disamakan dengan orang yang mati.
Mari isi hari dan tiap jenak kehidupan kita dengan senantiasa membaca Subhanallahi walhamdulillahi wa laa ilaha illallahu wallahu akbar dengan penuh penghayatan akan Kemahabesaran Allah Ta’ala. [Pirman]
sumber: kisahikmah.com
0 comments:
Post a Comment