Terimakasih atas kunjungan teman" di blog saya. http://info-harianku.blogspot.com/ di ciptakan hanya untuk arsip berita pribadi. apabila dalam blog terdapat kekurangan / kesalahan, mohon kiranya beri kritik dan saran. terimakasih.

Sunday, 31 May 2015


Adab melipat atau menggulung pakaian (lengan baju) dan mengikat atau menahan rambut tidak boleh dalam salat?
Menurut ulama perbuatan ini adalah terlarang berdasarkan hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
أُمِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ وَلَا يَكُفَّ ثَوْبَهُ وَلَا شَعَرَهُ
“Nabi صلى الله عليه وسلم diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang (dahi, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua kaki) dan untuk tidak menahan pakaian dan rambutnya.” [HR Al Bukhari (815) dan Muslim (490)]
Menurut hadits yang musnad, juga dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةٍ لَا أَكُفُّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا
“Saya diperintahkan untuk sujud di atas tujuh (anggota tubuh) dan tidak menahan pakaian dan rambut.” [HR Al Bukhari (816) dan Muslim (490)]
Menahan pakaian di dalam hadits di atas maknanya adalah menggulung atau melipat pakaian, dalam hal ini yang dimaksud adalah lengan baju.
Sedangkan yang dimaksud dengan menahan rambut adalah mengikatnya.
Disebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah ta’ala di dalam Fathul Bari (2/296) bahwa hikmah dari larangan ini adalah jika seseorang menghalangi lengan baju dan rambutnya untuk menyentuh lantai pada saat sujud maka ini seperti sifatnya orang yang angkuh.

Sedangkan Al Hafiz Ibnu Rajab di dalam Fathul Bari (6/53) menambahkan alasan lain bahwa larangan ini diberlakukan karena perbuatan ini membuat shalat tidak khusyuk dan karena rambut dan pakaian juga ikut sujud bersama pemiliknya, berdasarkan riwayat dari beberapa sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم .
Selain itu, disebutkan pula bahwa ikatan rambut pada saat shalat menjadi tempat duduk bagi syaithan.
Diriwayatkan oleh Abu Daud di dalam Sunan-nya nomor 646 dengan sanad yang hasan, bahwa Abu Rafi’ radhiallahu ‘anhu melewati Al Hasan bin Ali yang sedang shalat dan dia mengikat jalinan rambutnya ke tengkuknya.
Lantas Abu rafi’ melepaskan ikatan itu sehingga membuat Al Hasan marah. Kemudian Abu Rafi’ menjelaskan:
اقبل على صلاتك ولا تغضب، فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ذلك كفل الشيطان
“Lanjutkanlah shalatmu dan jangan engkau marah. Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “(Tempat ikatan rambut ) itu adalah tempat duduk syaithan.”
Pengingkaran terhadap hal ini juga diriwayatkan dari Umar ibnul Khaththab, Utsman bin Affan, Hudzaifah ibnul Yaman, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhum.
Ulama berselisih mengenai larangan di dalam hadits di atas dalam hal apakah larangan di atas bersifat makruh ataukah haram.
Jumhur ulama mengatakan bahwa hukumnya adalah makruh.

Mereka juga berselisih apakah larangan di dalam hadits di atas berlaku di dalam shalat saja ataukah berlaku sejak sebelum shalat.
Malik, Ad Daudi, dan Ibnu Jarir mendukung pendapat pertama, dan ini juga merupakan zhahir dari pendapat Imam Al Bukhari.
Sedangkan jumhur ulama mendukung pendapat kedua, di antaranya adalah Umar ibnul Khaththab, Utsman bin Affan, Ibnu Mas’ud, Hudzaifah, Ibnu Abbas, Abu Rafi’, Al Auza’i, Al Laits bin Sa’d, Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Qadhi ‘Iyadh, dan lain-lain.
Akan tetapi, ulama bersepakat bahwa barangsiapa yang melakukan hal ini di dalam shalatnya maka salatnya tidaklah batal sehingga tidak perlu diulangi kembali.
Ijma’ dinukilkan oleh Ibnu Jarir Ath Thabari sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab di Fathu.

Friday, 29 May 2015

Riya' merupakan sebuah sifat yang sangat dibenci oleh Allah. Riya' adalah pamer dengan apa yang telah ia lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang-orang disekitarnya.

Sifat riya' ini secara tidak sadar sering hinggap di dalam tubuh kita. Rasa ingin dipuji oleh orang lain adalah salah satu contoh riya. Riya' adalah penyakit hati yang harus dihindari agar terhindar dari dosa.


Riya', Sifat yang Menghapus Pahala

Karena, riya' bisa menyerang siapa saja bahkan seorang ahli ibadah sekalipun. Jadi jangan selalu beranggapan bahwa orang yang rajin sholat itu akan terhindar dari siksaan. Karena serajin apapun seseorang beribadah, namun jika didalam hatinya ada rasa ingin dipuji (riya') maka percuma saja amal ibadahnya. Malah Allah akan memasukkannya kedalam golongan orang-orang yang celaka.

Barangkali diantara kita banyak yang mengabaikan tentang masalah riya' ini, mungkin karena keterbatasan ilmu agama yang dimiliki, atau memang sengaja mencari pujian orang lain dalam beribadah, padahal riya' itu dianggap sebagai syirik kecil.

Rasulullah bersabda,

"Berjalan (dengan bersifat) riya' itu termasuk syirik." [HR. Al Hakim]

Allah SWT menjelaskan bahwa sifat riya' itu juga dapat menghapus pahala yang telah ia dapatkan. Hal ini diterangkan dalam Alquran sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." [QS. Al-Baqarah ayat 264]

Dalam ayat diatas, Allah memperingatkan kita bahwa riya' itu merupakan salah satu sebab terhapusnya pahala yang kita dapatkan. Oleh karena itu, jauhilah sifat riya' tersebut.

Dan jangan menganggap bahwa semua perbuatan baik itu semua akan diterima oleh Allah, karena apabila didalam hatinya terdapat benih-benih riya' maka Allah akan menolaknya. Dan jangan menganggap bahwa orang yang mati terbunuh di medan perang itu akan masuk surga, karena jika ada riya' didalam hatinya maka sia-sia saja semua itu.

Sehingga jelas bahwa segala amal ibadah apapun apabila dalam mengerjakannya tidak ikhlas karena Allah, apalagi dengan tujuan riya' maka segala amalnya itu akan sia-sia dan pahala yang diterimanya akan terhapus.

Rasulullah SAW bersabda,

"Berlindunglah kamu kepada Allah Azza wa Jalla dari telaga kesedihan.", para sahabat bertanya, "Apa maksudnya wahai Rasulullah?", beliau menjawab, "Yaitu lembah di neraka yang disediakan bagi orang-orag yang membaca Alquran tetapi hatinya riya'." [HR. At-Turmudzi]

Jadi semakin jelas bukan? bahwa tidak mesti perbuatan baik itu akan diterima Allah SWT, karena semua itu tergantung niatnya. Karena jika kita beramal atau beribadah namun niatnya hanya untuk riya' maka semua itu hanya sia-sia belaka, dan kita akan termasuk dalam golongan orang yang menyesal di akhirat.

Karena, sepercik riya' dapat menghapus semua amal perbuatan, dan orang yang beribadah sekalipun bisa celaka apabila di dalam hatinya terdapat perasaan riya' dan segala pahalanya akan dihapus. Untuk itu, sebaiknya kita lebih berhati-hati agar terhindar dari sifat riya' tersebut. Semoga bermanfaat.

Thursday, 28 May 2015

Tahukah anda bahwa kematian selalu mengintai kita. Tidak ada yang bisa lari ketika malaikat Izrail sang pencabut nyawa datang menjemput. Ternyata malaikat maut tidak hanya datang saat nyawa manusia akan dicabut, namun mencapai hingga  70 kali dalam sehari. Itu artinya Izrail menziarahi manusia setiap 21 menit sekali.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan  kepada Abdullah Ibnu Abbas Radhiallahu anhu. Dalam sabdanya, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Izrail datang dan memperhatikan wajah-wajah manusia yang sedang tertawa-tawa.

Maka berkatalah Izrail:”Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah ta’ala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersenang-senang bergelak tawa”.

Manusia secar fitrah memang tidak bisa melihat malaikat yang gaib ini, kecuali orang-orang shalih yang senantiasa ingat akan kematian. Golongan ini tidak lalai dan selalu sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karena  mereka selalu memperhatikan hadist-hadist Rasulullah SAW yang jelas menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib, terutama perihal kematian dan hubungannya dengan malaikat maut.

Malaikat Izrail diciptakan Allah SWT dengan wajah empat satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Malaikat Izrail diberikan kemampuan luar biasa oleh Allah SWT sehingga dari ufu barat hingga timur bisa dijangkaunya dengan mudah. Izrail memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.

Di dalam suatu riwayat di ceritakan bagaimana cara kerja Izrail mengtahui kapan manusia sudah tiba ajalnya : "Allah SWT telah menciptakan sebuah pohon di bawah Arsy yakni sidratul muntaha, dimana daunnya itu sama banyaknya dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan. Jika seseorang itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya hanya tinggal 40 hari dari hari yang diputuskan.

Daun tersebut kemudian jatuh kepada Izrail, dengan begitu Malaikat Izrail mengetahui bahwa tugasnya mencabut nyawa orang yang tertulis pada daun tersebut. Para malaikat menyebutnya sebagai mayat di langit, meskipun hidup manusia tersebut masih 40 hari lagi. Setelah itu, akan jatuh dua titisan dari bawah Arsy pada daun menuliskan mayit langit ini, satu titisan berupa warna hijau dan satu lagi berupa warna putih.

Jika titisan yang berwarna hijau,maka alamatnya celakalah dia dalam menempuh ajal, dan kalau titisan putih jatuh pada daun orang yang nama ditulis pada daun itu, maka pertanda, berbahagialah orang itu saat ajal datang menjemputnya.

Untuk mengetahui tempat mati, maka Allah menjadikan malaikat Arham. Apabila Allah mencipta sesuatu kelahiran, Dia perintahkan malaikat Arham tersebut masuk ke dalam sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan mati, lalu keluarlah seorang hamba itu menuju ke mana saja di pelosok bumi ini. Kemudian pada saat kematian tiba, iapun akan kembali pada tempat pengembalian dari pada debu di mana di situlah ia akan menemui ajalnya."

Sebagaima firman Allah subhanallahu wa ta'ala :
Allah subhanallah berfirman : "Katakanlah, sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu, akan keluar juga ke tempat mereka terbunuh...” (Ali Imran : 154).

Subhanalla...begitu tertib tata cara kerja Allah SWT yang mungkin tidak akan bisa diterima oleh nalar manusia. Wallahualam bishawab. Semoga kita termasuk golongan orang yg selalu mengingat kematian dan ketika malaikat maut menjenguk kita untuk terakhir kalinya, kita berada dalam keadaan khusnul khatimah(baik di penghabisan).

Allah akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup ‘Shur’ (terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila waktu
kehancuran dunia dan alam semesta (kiamat) telah tiba.
Penjelasan tentang 3 tiupan itu adalah sebagai berikut:
1).Tiupan Pertama, Tiupan Guncangan
Hal pertama yang mengetuk pendengaran
penduduk dunia setelah datangnya tanda-
tanda Kiamat kubro adalah nafkhatul faza’ (tiupan kekagetan) yang mengalir dari tiupan sangkakala. Tidak seorang pun
mendengarnya kecuali mengangkat lehernya
untuk mendengar perkara besar ini. Inilah makna firman-Nya Taala, “Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu
(datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).
Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah.
Dan mereka semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri.”
(An Naml: 87)
Tiupan yang pertama ini adalah panjang dan menyebabkan keguncangan dan kepanikan semua yang berada di langit dan di bumi, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh
Allah, yaitu para Nabi dan para syahid. Tiupan
ini akan menggetarkan dan membuat panik semua yang hidup, sedangkan para Rasul dan Syahid adalah hidup disisi Tuhan mereka, maka Tuhanpun melindungi mereka dari
guncangan tiupan ini.
Tiupan ini akan mengguncangkan bumi
seguncang-guncangnya, mendatarkan gunung
dengan bumi selumat-lumatnya, meletuskan
gunung-gunung dengan sangat sehingga menjadi debu yang bertebaran, membuat laut-laut saling beradu dan mengeluarkan api yang menyala, langit akan pecah secara luar biasa dan hilanglah hukum grafitasi yang biasa kita
kenal, bintang-bintang berjatuhan, planet-
planet saling bertubrukan, bersatulah matahari dengan bulan dan hilanglah cahaya benda tersebut, setelah itu keadaan alam
semesta kembali seperti sebelum Allah menciptakannya yaitu hanya berupa kabut dan
gas (asap).
Allah berfirman:
”Hai manusia, bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya guncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu
melihat keguncangan ini; lalai lah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah semua kandungan seluruh wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka semua tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat kerasnya.” (Al Hajj: 1-2)
2). Tiupan Kedua, Tiupan Kejutan (Pingsan) dan
Kematian
Malaikat Israfil akan diperintahkan oleh Allah
untuk meniupkan ‘Shur’ (terompet sangkakala)
sebanyak tiga kali tiupan bila kiamat telah tiba. Setelah tiupan pertama, Allah memerintahakan ‘Shur’ pada kali yang kedua.
Pada tiupan kedua ini, maka terkejutlah (pingsan) dan matilah semua makhluk yang berada di langit dan di bumi (termasuk para nabi dan syahid) kecuali mereka-mereka yang dikehendaki oleh Allah, yaitu: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan empat malaikat pembawa Arsy. Malaikat para pembawa ‘Arsy adalah
berjumlah empat malaikat, maka apabila telah berdiri hari kiamat bergabunglah mereka kepada empat malaikat yang lain.
Allah berfirman:
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusannya masing-masing).”(Az Zumar: 68)
Kemudian Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa Jibril, Mikail, Israfil dan para malaikat pembawa Arsy yang empat,
maka tidak ada yang tersisa kecuali Allah dan
malaikat maut.
Kemudian Allah berkata kepada malaikat maut:
“Wahai malaikat maut, kamu adalah salah satu
dari makhluk-makhluk Ku, maka sekarang matilah kamu”, dengan demikian matilah malaikat maut dan tidak ada yang tersisa
kecuali Allah Yang Maha Perkasa, Yang Hidup,
Yang tidak pernah mati, Yang Awal Yang tidak
ada sebelumnya sesuatu apa pun, Yang Akhir
Yang tidak ada sesudahnya sesuatu apapun.
Kemudian Allah berkata:
“Akulah raja, Akulah
Penguasa, Dimanakah raja-raja bumi? Dimakah para penguasa? Dimanakah orang-orang yang sombong? Dan untuk siapakah kekuasaan pada hari ini? Maka Dzat menjawab dengan berkata: “Bagi Allah yang Maha Esa
lagi Perkasa.”
Keadaan alam semesta akan tetap seperti diatas selama 40 hari sebagaimana yang
diterangkan oleh hadis shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abi Hurairah:
“Antara dua tiupan adalah 40”, orang-orang bertanya: “40 harikah wahai Abu Hurairah?”, ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi: “40
tahunkah?”, Abu Hurairah menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”,
mereka bertanya lagi: “40 bulankah?”, Ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab.”
Kemudian setelah itu Allah menurunkan hujan dari langit seperti gerimis atau bayangan (naungan), yangmana dengannya tumbuhlah semua jasad makhluk dan sesungguhnya
semua manusia akan hancur kembali kecuali
“ekor yang terakhir” (tulang yang ada dipunggung paling bawah), darinyalah tumbuh
tubuh atau jasad dan tersusun kembali.
Setelah sempurna penciptaan tersebut
kemudian Allah menghidupkan Israfil sebagai makhluk yang dihidupkan, kemudian
memerintahkan untuk berseru dengan mengatakan: “wahai tulang-tulang yang hancur, sendi-sendi yang terputus, bagian-bagian yang terpisah dan rambut-rambut yang tercabik sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk bersatu kembali untuk keputusan keadilan..”
(Lihat bab: Hasyiyat Asshary terhadap Tafsir
Jalalain, 3:328 pada ayat 53, surat Yasin, yaitu
yang berarti: “Sesungguhnya ia hanyalah
sekali tiupan saja, maka tiba-tiba mereka sudah dihadirkan di hadapan kami)
3). Tiupan Ketiga, Tiupan Kebangkitan
Pada ‘Shur’ (terompet sangkakala) terdapat
lobang-lobang yang banyak sesuai dengan jumlah roh atau nyawa semua makhluk, maka Israfil pun meniupnya dan terbanglah semua roh ke jasadnya masing-masing. Arwah kaum Mukminin akan terbang dengan memancarkan nur (cahaya) sedangkan arwah kaum kafir akan menimbulkan kegelapan, kemudian Allah
berkata: “Demi kebesaran dan keperkasaanku
semua roh harus benar-benar kembali kepada
jasadnya yang dulunya ia huni di dunia”.
Dengan demikian bersemayamlah setiap roh di jasadnya dan setiapnya akan bangun dari
kuburnya masing-masing sedangkan kepalanya
masih bergelimang tanah, dan berkatalah orang-orang kafir:
“Inilah adalah hari yang
sulit”, sedangkan orang-orang Mu’min berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami”.
Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata:
“Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka
semua sambil berfirman: ‘Akulah Raja, Akulah Raja!’” Rasulullah tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau
membenarkan keterangan orang itu, kemudian
membacakan ayat:
“Dan mereka tidak
mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Shahih Muslim No. 4992).
SubhanAllah...

Monday, 25 May 2015


Hasan bin Ali bin Abi Thalib, putra pertama Imam Ali, hampir setiap hari di bulan Ramadhan, menghidangkan makanan bagi orang miskin untuk berbuka. Beliau melayani dan mengatur makanan yang diberikan kepada para tamunya, untuk segenap orang miskin yang berada di Mandinah kala itu. Sebegitu populernya acara tersebut sampai hampir seluruh masyarakat yang ada tahu belaka, bahwa bila ingin berbuka dan menikmati makanan yg nikmat mereka boleh ke tempat S. Hasan bin Ali. Semakin hari semakin banyak orang yg datang, dan sungguhpun demikian makanan yg disiapkan senantiasa mencukupi untuk semua tamu. Di antara para tamu tersebut, ada satu orang yang pada hari itu membawa pulang makanannya tanpa menyentuhnya. ia hanya membatalkan dengan sebuah kurma dan 3 teguk air. Dan ini tak luput dari pandangan Beliau. Beliaupun tergelitik untuk bertanya. " saudaraku tercinta, tidak seperti yang lain, engkau tidak memakan makananmu, apakah ada keluargamu yg sedang sakit? Bila iya, izinkan saya membantu atau minimal bolehkah saya menegoknya? Semoga saya bisa melakukan sesuatu." Orang tua itupun menatap Hasan, dan kemudian dengan wajah sedih ia menjawab: " Maafkan saya, wahai Putra Rasul, saya hidup sebatangkara, dan saya tidak punya keluarga lagi. Tentang makanan ini, saya ingin berikan kepada seorang lelaki gagah yang selalu saya temui di perkebunan yang ada di dekat rumahku. Setiap hari saya melihatnya kerja diperkebunan itu, dan bila waktu berbuka tiba dia selalu hanya memakan sepotong roti kering yang dibasahi air. Ia bekerja dan bekerja, seperti lelah tak menghampirinya. Tapi pun demikian tatkala duduk beristirahat, saya senantiasa mendengar lantunan ayat alquran yang suci dari mulutnya. Saya tak pernah berbicara dengannya. Tapi saya kagum dan sangat hormat terhadapnya. Hari ini, saya berharap bisa menyenangkannya dengan makanan ini, setidaknya memberikan dia menu yang berbeda, maafkan saya wahai Tuan." Hasan bin Ali terharu mendengarnya beliau meneteskan air matanya, " makanlah makananmu, dan bawalah makanan untuknya." "Tidak wahai Tuan, Anda telah demikian baik, biarlah makan jatahku kuberikan padanya, hatiku membisikkan demikian ijinkanlah wahai Tuan." Kata orang tua itu, bersikukuh. Hasan bin Ali, makin terharu, air matanya makin menetes deras. "bapak tua, tahukah engkau siapa lelaki yang hendak kau berikan makanan tersebut? Dia lah Ali Bin Abi Thalib, mantu Rasulullah SAW, Pedang Allah, kekasih Allah dan RasulNya, ayahku. Sesungguhnya makanan yang kita makan ini adalah hasil kerjanya, dan dia memilih berbuka dengan apa uang kau sebutkan tadi....."
Begini Cara Nabi Membalas Keisengan Sahabat Ali Kurma Dan Susu
Sahabat Ali pernah 'iseng' ke Rasulullah dengan memindahkan biji kurma bekas miliknya ke tempat biji kurma Rasul. Namun Rasul menjawabnya dengan canda.
Dream - Suatu ketika, Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang berbuka puasa. Buah kurma terhidang di depan mereka. Setiap kali mereka makan kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing.
Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan cukup banyak kurma. Jelas saja, biji-biji kurma yang ada di tempatnya menumpuk lebih banyak di bandingkan sahabat yang lain.
Muncul keisengan Sahabat Ali. Diam-diam dia memindahkan biji kurma miliknya ke tempat biji kurma milik Rasul. Saat semua biji kurma sudah berpindah tempat, Ali menggoda Rasul.
"Wahai Nabi tampaknya engkau begitu lapar. Sehingga makan kurma begitu banyak. Lihat biji kurma di tempatmu menumpuk begitu banyak."
Bukannya terkejut atau marah, sambil tersenyum Nabi membalas keisengan Ali. "Ali, tampaknya kamulah yang sangat lapar. Sehingga engkau makan berikut biji kurmanya. Lihatlah, tak ada biji tersisa di depanmu."

Sumber : HR. Bukhori


Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramid di Mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita tahu. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, kerana di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi.

Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

HAIWAN BERBICARA DI AKHIR ZAMAN

Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul haiwan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercatat dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahawa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.

Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy memberi ulasan tentang ayat di atas,

“Haiwan ini akan keluar di akhir zaman ketika rosaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka haiwan bumi.Konon khabarnya, dari Mekah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Haiwan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)].

Haiwan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat,sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di Barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, haiwan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah Barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]

POKOK KURMA YANG MENANGIS

Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis?

Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,“Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu-berkata:

“Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]

Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang kurma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang kurma itu (untuk menenangkannya)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]

UNTAIAN SALAM BATU ANEH

Mungkin kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahawa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana dalam sabdanya, Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

“Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang”.[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].

PENGADUAN SEEKOR UNTA

Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan haiwan pun memilikinya.

Oleh kerana itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada haiwan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya. Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. Lalu beliau masuk ke dalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor unta. Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka unta itu merintih dan bercucuran air matanya. 

Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah unta itu. Kemudian beliau bersabda,“Siapakah pemilik unta ini, unta ini milik siapa?”

Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Unta itu milikku, wahai Rasulullah”.

Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, kerana ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahawa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]

KESAKSIAN KAMBING PANGGANG

Kalau binatang yang masih hidup boleh berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi benar. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadis berikut: Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-menerima hadiah, dan tidak mahu makan sedekah. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebahagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan.

Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Angkatlah tangan kalian, kerana kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahawa dia beracun”. Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat),

“Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab,
“Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh.

BATU YANG BERBICARA

Setelah kita mengetahui adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita fikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak.

Kerana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala perkara ghaib. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]

Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, “Dalam hadis ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadis ini (menunjukkan) bahawa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]

SEMUT MEMBERI ARAHAN

Mungkin kita pernah mendengar cerita fiksen tentang haiwan-haiwan yang berbicara dengan haiwan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiksen belaka dan tentunya omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya haiwan yang berbicara kepada haiwan yang lain, bahkan memberi arahan, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Haiwan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut:
Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyedari.

Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Kerana (mendengar) perkataan semut itu dan dia berdoa:
“Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapaku dan untuk mengerjakan amal soleh yang Engkau redhoi; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh”. (QS.An-Naml: 16-19).

Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan menghairankan seluruh manusia.

Orang-orang beriman telah lama menyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai sekarang.

Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh kerana itu, kami mengangkat perkara itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kukuh di hati umat Islam

Sunday, 24 May 2015


YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM, lindungilah dan peliharakanlah kami, kedua ibubapa kami, isteri/suami kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab seksa api nerakaMu YA ALLAH.
Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.

Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH……AMIN…..

.: Luasnya Neraka Jahanam :.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya,
maka ditanya oleh nabi s.a.w.: ”Mengapa aku melihat kau berubah muka?”
Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.”
Lalu nabi s.a.w. bersabda: “Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat neraka Jahannam.”
Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.
Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya.
Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.
Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.
Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.”
Nabi s.a.w. bertanya: “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?”
Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.” (nota kefahaman: iaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w.: “Siapakah penduduk masing-masing pintu?”

Jawab Jibrail:

“Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir’aun sedang namanya Al-Hawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi’in bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,
Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.
Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa’eir.”

Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: ”Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?”

Jawabnya: “Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.”
Maka nabi s.a.w. jatuh pengsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan
sesudah sedar nabi saw bersabda: “Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?”
Jawabnya: “Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.”
Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab “Peringatan Bagi Yg Lalai”)
Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku.

Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:
1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.
10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat
Mudah-mudahan ini dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua…..Wallahua’lam.

Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.
Dari Abdullah bin ‘Amr R.A,

Rasulullah S.A.W bersabda:” Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..

SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI QIAMAT KELAK!!!
Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAKBERCAKAP.

Bertanya orang kepada Rasulullah saw : “Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?”

Maka jawabnya Rasulullah saw “Umatku dikenali kerana WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU’.” Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu “itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN” mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian” Siratul Mustaqim dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hamba Ku.

Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :-

1. Para Nabi
2 Para Ahli Jihad
3. Para Alim Ulama
4. Para Syuhada
5. Para Penghafal Al Quran
6. Imam atau Pemimpin yang Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yang mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.
Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw: Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:
” Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa ( Ahli Puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah-buahan SYURGA. ”

Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.

Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :
“Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu.”

* Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain.

Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. ” Dan ( ingatlah ) Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.” Surah Al-Baqarah : 237
Untuk renungan dan amalan bersama ..
“LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINALZHAALIMIIN”
LIMA MACAM DOSA yang tidak ada tebusannya iaitu SYIRIK terhadap Allah s.w.t., MEMBUNUH orang tanpa hak, membuat TUDUHAN PALSU terhadap seorang Muslim, LARI DARI BARISAN Muslimin dalam PEPERANGAN dan SUMPAH PALSU untuk MENGAMBIL HAK ORANG LAIN” (Riwayat Ahmad)

DOSA – DOSA BESAR YANG KITA LAKUKAN
Dosa yang paling besar ialah SYIRIK, DERHAKA kepada ibu bapa dan MEMBUNUH orang tanpa hak” (Riwayat Anas r.a.)

SHOLAT LIMA WAKTU
Ada riwayat : Nabi SAW bersabda bahawa SHOLAT itu adalah perkara pertama yang akan dihisab semasa di Akhirat kelak!!! Jika BAIK maka baiklah segala amalan!!! Jika BURUK maka buruklah segala amalan!!!
JAGALAH SHOLAT ITU IBARAT NYAWA KAMU SENDIRI!!!

Ayat Al'quran & Terjemah

Temukan kami


Popular Posts

pengunjung

Flag Counter